Seperti yang dilansir newsau, Minggu (01/04/2012), Badan otoritas media dan komunikasi setempat, Australian Communication and Media Authority (ACMA), telah memberikan peringatan kepada lebih dari 10 ribu pengguna. Meski saat ini masih hanya terjadi di Australia, namun ACMA menyebutkan ada kemungkinan gangguan tersebut dialami oleh pengguna internet lain di dunia. Penyebab gangguan itu adalah sebuah malware yang memiliki julukan DNSChanger. Menurut laporan, korban dari program jahat ini telah mencapai 4 juta pengguna komputer di seluruh dunia.
Program DNSChanger melakukan aksinya dengan mengubah pengaturan Domain Name Server (DNS) pada komputer pengguna. Setelah itu, semua akses korban akan dialihkan ke server web tertentu secara diam-diam.
Kini ACMA bekerja sama dengan pemerintah Australia, membuat sebuah website beralamat dns-ok.gov.au untuk mengetahui apakan komputer pengguna telah menjadi korban. Layanan ini tidak hanya bisa digunakan oleh pengguna di Australia, melainkan seluruh pengguna di dunia.
Manajer keamanan ACMA, Bruce Matthews, mengatakan bahwa sejak November 2011 silam, sebanyak 10 ribu pengguna internet di Australia disebut telah terinfeksi DNSChanger.
Sebelumnya DNSChanger juga telah menyerang Amerika Serikat. Dan biro investigasi AS (FBI), telah menyita server yang dimaksud dan menyediakan solusi sementara. Sehingga, bisa dikatakan, korban DNSChanger tak akan terjebak ke situs berbahaya.
Namun pihak FBI mengatakan bahwa mereka akan mematikan solusi sementara tersebut paling cepat pada 9 Juli 2012. Ini artinya, korban DNSChanger akan kehilangan akses ke server tersebut.
Source:
0 Comments